RA tewas mengenaskan dengan leher patah dan badan bersimbah darah di Bali. Wanita asal Bogor, Jawa Barat ini meninggal setelah tiga hari menjual dirinya sebagai pekerja seks komersial (PSK) di Pulau Dewata. Wanita kelahiran 15 April 2001 itu dibunuh pelanggannya bernama Amrin Al Rasyid Pane di sebuah kos kawasan Kuta, Badung, Bali, pada Jumat (3/5/2024). RA mengenal Amrin yang menggunakan jasanya melalui sistem open BO (booking out) melalui aplikasi MiChat.
Dikutip dari detik.com, selain bekerja, RA dikabarkan datang ke Bali untuk menjauh dari mantan suaminya. Berdasarkan informasi yang diperoleh polisi RA, mereka tiba di Bali pada 1 Mei. Ia tinggal di kos temannya di kawasan Pemogan, Denpasar.
Pembunuhan sadis itu terjadi setelah Amrin berhubungan intim dengan RA di sebuah kos di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Jumat dini hari. Pria berusia 21 tahun itu kemudian melemparkan koper berisi jenazah RA ke semak-semak. Usai membuang koper berisi jenazah korban, Amrin kembali ke kosnya. Namun karena melihat banyak polisi, ia bersembunyi di kos kakaknya di Kuta.
Mayat Korban Dimasukkan Kedalam Koper Dan Dibuang Disemak Semak
Pembunuhan sadis ini bermula saat Amrin menyuruh seorang wanita membuka BO lewat MiChat. Amrin dan RA kemudian sepakat untuk bertemu di kos Amrin. Usai berhubungan intim, tiba-tiba RA menaikkan tarif dan meminta Amrin membayar Rp. 1 juta. Amrin kaget dan tak mau membayar lebih karena sudah menyepakati tarif Rp 500 ribu untuk satu kali kencan. RA yang bersikeras meminta bayaran lebih, mengancam pelaku dengan menelepon teman-temannya.
Usai berhubungan badan dengan korban, korban meminta kenaikan hingga Rp1 juta. Salah satu penghuni kos, Putu Agus Arya (19), rupanya mendengar teriakan dan melihat noda darah usai Amrin membunuh RA. Kepada polisi, Arya mengaku mendengar suara teriakan perempuan dari kamar kos lantai dua sekitar pukul 02.30 Wita.
Mendengar teriakan itu, Arya keluar dan melihat Amrin turun dengan tergesa-gesa membawa koper besar berwarna hitam. Arya pun melihat baju Amrin penuh noda darah. Sambil buru-buru menyeret kopernya, Amrin buru-buru mengendarai motor Beat miliknya bernomor polisi DK 2909 FR dan meninggalkan kos.
Arya kemudian melihat banyak noda darah di tangga, lantai atas, dan parkiran kos. Ia kemudian membangunkan rekannya Made Dwi Artha (23) dan Gede Suka Dana (18) untuk memeriksa kamar yang ditempati pelaku di lantai dua. Betapa kagetnya mereka saat mendapati kamar kos dalam kondisi berantakan dan berlumuran darah. Mereka kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Baca Juga : Perampokan Pada Suami Istri Pedagang Emas